Key Factors Dalam Bisnis
Ketika kecil saya dan sahabat saya, Yanto kalau sedang tidak main diatas pohon jambu, senang sekali menangkap burung gereja yang banyak berkeliaran di lapangan di belakang rumah. Dengan alat-alat sederhana yang ada di sekitar rumah, kita mulai beraksi. Umpannya dari beras segenggam, yang saya ambil dari dapur, sebuah tongkat kecil dari bambu yang di ikat dengan se-utas tali goni yang kita ambil dari pusat pasar (di zaman itu tali rafiah masih mahal), dan sebuah alat tutup sayur dari plastik yang saya ambil dari meja makan.
Selanjutnya tutup sayur kita beri penyanggah dari tongkat bambu dan tali nya kita bawa sampai ke belakang semak pohon teh, tempat kita mengintai burung. Dan beras pun kita taburkan sedikit merata di luar tutup sayur dan sebagian besar di dalam wilayah tangkupan tutup sayur tersebut dan kemudian, kita menunggu.
Kunci keberhasilan dalam project menangkap burung ini terletak pada umpannya, harus menggunakan beras, kalau kita pakai ikan, maka yang kita dapat bukan burung melainkan kucing. Faktor lainnya adalah seberapa kuat tali yang kita ikat pada kayu atau bambu penyanggah tutup sayur tadi, sehingga ketika ditarik tutup sayur bisa cepat menutup, agar burung yang sudah di dalam tidak sempat terbang keluar. Itu namanya kesiapan strategy operasional.
Ketika kita berhasil menangkap se-ekor burung, senang nya luar biasa.
Suatu ketika pulang sekolah, kita terkagum-kagum dengan burung-burung gereja yang dijual, abang-abang tukang burung di depan sekolah. Ternyata bisa dijual dan jadi duit. Burung-burung itu juga menjadi semakin indah karena diberi warna oleh penjualnya, ada yang kuning, ada yang merah, ada yang hijau. Rupanya si tukang burung telah menggunakan strategy yang lebih kompleks. Beliau menggunakan jaring yang besar, dipasang di lokasi dekat persawahan, menjual atau menjajakan produk (burung) nya di tempat yang banyak pembeli (dekat Sekolah) dan memberi sentuhan marketing 2.0 dengan add value berupa pemberian warna yang menarik pada bulu burung-burung tersebut.
Kunci keberhasilan pada level ini terletak pada kecerdasan, pengalaman dan kreatif innovasi dari si tukang burung atau top management nya. Top Management lah yang sangat penting dalam membuat strategy yang menentukan keunggulan kompetensi nya.
Dipasar burung, kita bisa melihat model business yang lebih kompleks lagi, hampir semua jenis burung tersedia, bahkan yang tidak termasuk jenis unggas seperti hamster, kelinci, ikan hias dan aneka makanan serta minuman. Pengunjungnya luar biasa banyak, setiap hari, rasanya tidak pernah sepi. Pengunjung yang datang, sebagian besar bertujuan membeli burung dan sebagian lagi hanya berwisata.
Apa yang membuat pasar burung ini sukses mengumpulkan pengunjung bukan lagi tergantung pada Management pasar atau pemda. Melainkan pada semua pedagang di situ. Kalau produk atau jajanan nya memuaskan, dekorasi kios nya indah, aman dan penjual nya ramah, maka pembeli dan wisatawan akan sering berkunjung.
Buku ‘Never Give Up’ yang berisi kata-kata bijak dari Entrepreneur sukses dari China, Jak Ma, pemilik dan CEO Alibaba yang disusun oleh Suk Lee dan Bob Song mengandung banyak nasehat, diantaranya tentang ukuran perusahaan dan kunci fokus nya sebagai berikut:
“Kasarnya atau secara umum, perusahaan kecil menggantungkan diri pada kemampuan operasional nya, perusahaan kelas menengah menggantungkan diri pada management atau pengelolaan nya, and perusahaan besar tergantung pada team work atau kelancaran kerja sama karyawan nya.”
Ketika perusahaan menjadi besar, management tidak lagi mengatur atau memberi perintah, melainkan menjaga keharmonisan kerjasama antar bagian, memastikan karyawan berada pada tingkat kebahagiaan dan rasa aman yang tinggi. Apabila perusahaan gagal memperdulikan karyawan nya maka akan terbentuk kelompok-kelompok atau kotak-kotak kepentingan, masing-masing mementingkan kelompok atau bagian nya. Perusahaan seperti itu akan mudah jatuh dan terjebak dalam kehancuran.
Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugrahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakkan di bumi. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan. (Surat Al-Qasas 28:77)